SONNET LXXXI
Love is a fire that burns unseen
Love is a fire that burns unseen,
It is an aching wound that feels no sting;
It is an unhappy happiness,
A pain that tortures without hurting.
It is desiring only the desire;
It is wandering lonely among the crowd;
It is an unsatisfactory satisfaction;
It is to think that you have won, when you lost.
It makes you wish to surrender as a captive;
The winner wants to serve the conquered;
It is to be loyal to the one who slays you.
But how can the power of this feeling
Be welcome amidst the human hearts,
Being such a self-conflicting emotion?
SONETO LXXXI
AMOR É FOGO QUE ARDE SEM SE VER
Amor é um fogo qu'arde sem se ver,
É ferida que dói, e não se sente;
É um contentamento descontente,
É dor que desatina sem doer.
É um não querer mais que bem querer;
É um andar solitário entre a gente;
É nunca contentar-se de contente;
É um cuidar que ganha em se perder.
É querer estar preso por vontade;
É servir a quem vence, o vencedor;
É ter com quem nos mata, lealdade.
Mas como causar pode seu favor
Nos corações humanos amizade,
Se tão contrário a si é o mesmo Amor?
SONET LXXXI
Cinta adalah bagaikan api yang membara yang tak terlihat
Cinta adalah bagaikan api yang membara yang tak terlihat,
Adalah sebuah luka yang perih namun tak terasa;
Adalah sebuah kebahagiaan yang tak bahagia,
Sebuah derita yang menyiksa tanpa menyakiti.
Adalah keinginan yang tidak lebih selain berharap;
Adalah mengembara sendiri di antara kerumunan;
Adalah kepuasan yang tidak memuaskan;
Adalah berpikir bahwa kau telah menang, ketika kau kalah.
Membuat kau berharap menjadi pasrah;
Seorang pemenang ingin melayani yang ditaklukkan;
Menjadi setia pada pembunuhmu.
Tetapi bagaimana kekuatan perasaan ini
Diikat di hati manusia,
Menjadi perasaan yang saling bertentangan?
SONETO LXXX
COMO QUANDO DO MAR TEMPESTUOSO
Como quando do mar tempestuoso
o marinheiro, lasso e trabalhado,
de um naufrágio cruel já salvo a nado,
só ouvir falar nele o faz medroso;
e jura que em que veja bonançoso
o violento mar, e sossegado
não entre nele mais, mas vai, forçado
pelo muito interesse cobiçoso;
assi, Senhora, eu, que da tormenta
de vossa vista fujo, por salvar-me,
jurando de não mais em outra ver-me;
minha alma que de vós nunca se ausenta,
dá-me por preço ver-vos, faz tornar-me
donde fugi tão perto de perder-me.
SOnNET LXXX
AS WHEN FROM THE STORM in DEEP SEA
As when from the storm in deep sea,
An exhausted mariner manages to escape,
Swimming away from a frightening shipwreck,
And just shivering at hearing the word ‘sea’;
And swears that if he ever comes to see
The stormy waters calm and quiet again,
He will never sail back in the future;
Yet, he does return to the waves, out of greed;
So, Lady, from the storm of seeing your face
I run away, trying to save me, swearing
That I will never fall into such peril again;
My soul, which can never be apart from you,
To my disgrace, leads me back
To where I almost lost myself before.
SONET LXXX
SEPERTI SAAT BADAI LAUT TERJADI
Seperti saat badai laut terjadi,
Pelayar yang kelelahan berhasil melarikan diri,
Berenang menjauh dari kapal yang karam,
Dan hanya menggigil ketika mendengar kata ‘laut’;
Dan bersumpah jika ia akan datang untuk melihat
Laut yang ganas, kembali syahdu(tenang) dan damai,
Ia tak akan kembali berlayar di masa depan;
Namun, ia tetap kembali kepada ombak karena keserakahan;
Demikian, Nyonya, dari badai karena melihat wajahmu
Aku mencoba berlari untuk menyelamatkan diriku,
Bersumpah untuk tak lagi menemukan diriku dalam bahaya;
Jiwaku, yang tak akan pernah bisa menjauh darimu,
Pada kehinaan ku, yang membawaku kembali
Pada tempat yang membuatku hampir kehilangan diriku sendiri.
SONETO CXXXXIX
SEMPRE A RAZÃO VENCIDA FOI DE AMOR
Sempre a Razão vencida foi de Amor;
Mas, porque assim o pedia o coração,
Quis Amor ser vencido da Razão.
Ora que caso pode haver maior!
Novo modo de morte, e nova dor!
Estranheza de grande admiração,
Que perde suas forças a afeição,
Porque não perca a pena o seu rigor.
Pois nunca houve fraqueza no querer,
Mas antes muito mais se esforça assim
Um contrário com outro por vencer.
Mas a Razão, que a luta vence, enfim,
Não creio que é Razão; mas há-de ser
Inclinação que eu tenho contra mim.
SOnnET CXXXXIX
AS ALWAYS LOVE WINS OVER REASON
As always Love wins over Reason;
Once, at the request of the heart,
Love wanted to be defeated by Reason.
And that was a wondrous case to happen!
New ways of suffering and new pains!
The marvel of such an astonishment,
When the emotion weakens its power
To let the pen keep its truthfulness.
Since my desire was never weak,
The battle became fierce
One trying hard to defeat the other.
But Reason, that is winning the fight at last,
I do not think that is really Reason;
It is more like an enemy inside myself.
SONET CXXXXIX
SEPERTI BIASA CINTA MENANG ATAS AKAL
Seperti biasa Cinta menang atas Akal;
Sekali, atas permintaan dari hati,
Cinta ingin ditaklukkan oleh Akal.
Dan itu adalah hal yang menakjubkan untuk terjadi!
Berbagai cara baru untuk menderita dan luka-luka yang baru!
Keajaiban atas kejutan itu,
Ketika emosi melemahkan kekuatannya
Untuk membiarkan pena mempertahankan kebenarannya.
Karena keinginanku yang tak pernah redup,
Pertarungan ini menjadi sengit
Satu berusaha keras mengalahkan yang lain.
Tetapi pada akhirnya, Akal memenangkan pertarungan,
Aku berpikir bahwa itu bukanlah Akal;
Itu seperti musuh dalam diriku sendiri.
SONETO I
ENQUANTO QUIS FORTUNA QUE TIVESSE
Enquanto quis Fortuna que tivesse
Esperança de algum contentamento,
O gosto de um suave pensamento
Me fez que seus efeitos escrevesse.
Porém, temendo Amor que aviso desse
Minha escritura a algum juízo isento,
Escureceu-me o engenho co tormento,
Para que seus enganos não dissesse.
Ó vós que Amor obriga a ser sujeitos
A diversas vontades! Quando lerdes
Num breve livro casos tão diversos,
Verdades puras são e não defeitos...
E sabei que, segundo o amor tiverdes,
Tereis o entendimento de meus versos!
SOnNET I
AS LONG AS FORTUNE LET ME HAD
As long as Fortune let me had
A tiny hope of some contentment,
This gentle thought kept me writing
According to that pleasant prospect.
However, as Love feared that my writings
Could warn the readers of his wrongdoings,
It muddled my poetic skills with suffering,
So that his delusions I would not expose.
O you, whom Love drives to be
Subject to so varied impulses; When you will find
In such a short book, so different emotions,
They all are truthful and not mistaken...
Bear in mind that, according to your own experiences of Love
So you will have the understanding of my verses.
SONET I
SELAMA KEBERUNTUNGAN MEMBERIKANKU
Selama keberuntungan memberikanku
Sedikit harapan kebahagiaan,
Pikiran ini terus membuatku menulis
Tentang masa depan yang cerah.
Namun, karena Cinta menakut-nakuti bahwa tulisanku
Dapat mengingatkan pembaca tentang kesalahannya,
Ini dikacaukan keahlian berpujangga saya dengan penderitaan,
Begitu pun dengan khayalannya yang tak ingin aku ungkapkan.
Oh dikau, yang kepada Cinta engkau menuju
Yang tunduk pada dorongan hati; Kapankah kau akan membaca
Dalam buku yang ringkas ini, beragam emosi,
Mereka sangatlah jujur dan tidaklah salah...
Ingatlah, berdasarkan pengalaman-pengalaman cintamu sendiri
Sehingga kau dapat memahami syair-syairku.
SONET LXXXI
Katresnan minangka geni sing ngobong nanging ora bisa katon
Katresnan minangka geni sing murub ora katon,
Tatu sing lara nanging ora krasa,
Penak sing mesthi ora puas,
Rasa lara sing nesu tanpa lara.
Wis ora kangen, nanging kangen liyane,
Iku sepi yen diubengi wong,
Ora nate ngrasakake konten saka marem,
Iki minangka perawatan sing bisa ditindakake.
Dipenjara amarga kepinginan sampeyan dhewe;
Ngitung kekalahan sampeyan minangka kemenangan;
Tetep setya marang pembunuh sampeyan.
Nanging kepiye carane bisa nyebabake
Ikatan ing ati manungsa,
Yen katresnan iku pancen nalisir karo Cinta?
Versão javanesa
Trabalhos dos estudantes